alam

Fenomena Tiga Supermoon Ternyata Berpengaruh Kepada Aktivitas Satwa Laut

Rudiruzt
Kamis, 27 Februari 2020, Februari 27, 2020 WAT
Last Updated 2020-07-17T00:22:38Z
Advertisement
Fenomena supermoon sangat menarik perhatian banyak kalangan. Bagaimana tidak, dalam waktu yang berdekatan ada 3 supermoon yang telah dan akan muncul di hadapan kita.
Supermoon sendiri adalah istilah yang digunakan oleh para  astrolog  untuk menggambarkan keadaan bulan penuh ketika  bulan  berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi  (apsis/perigee).
Secara spesifik, bulan super bisa merupakan bulan  purnama  atau  bulan baru, yang jaraknya dengan bumi sekitar 10% atau kurang dari jarak lintasannya dengan bumi. Ketika fenomena ini terjadi, bulan akan tampak lebih besar dan lebih terang, meskipun perubahan jaraknya hanya beberapa kilometer.



Bulan super kadang dihubung-hubungkan dengan bencana alam, seperti gempa bumi,  gunung meletus, dan lain-lain. Itu karena waktu terjadinya bulan super hampir selalu berdekatan dengan terjadinya suatu bencana alam tertentu.
Namun, bulan super tidak cukup kuat untuk memengaruhi permukaan tanah ataupun gunung berapi di Bumi, pengaruh dari fenomena bulan super yang paling nyata di bumi adalah naiknya permukaan laut sekitar beberapa inci di beberapa daerah atau tempat.
Pengaruh fenomena bulan super terhadap peningkatan aktivitas seismik justru terjadi di permukaan bulan sendiri, meskipun efeknya tidak terlalu besar. Ketika berada dalam keadaan bulan super, bulan mengalami gempa. Hal ini terdeteksi oleh instrumen seismologi yang ditinggalkan oleh para astronot Apollo 11 di bulan.
Dan pada akhir bulan Januari ini, supermoon akan menampakan dirinya lagi, yang oleh para ilmuwan NASA disebutnya sebagai supermoon biru, walaupun tidak berwarna biru. Nama biru sendiri, mengacu pada bulan purnama kedua dalam sebulan.



Ini adalah fenomena yang sangat langka. Biasanya bulan penuh atau bahkan supermoon terjadi hanya satu kali dalam setahun. Tapi tidak pada bulan Januari dan Maret 2018. Pada Januari ini, supermoon terjadi pada tanggal 1 Januari yang disebut sebagai supermoon serigala. Dan tanggal 31 Januari 2018, yang disebut sebagai supermoon biru.
Hal ini karena adanya perbedaan antara kalender matahari selama 365 hari yang selama ini kita ikuti dan kalender lunar yang diikuti oleh banyak budaya. Satu putaran kalender lunar sama dengan 12 putaran revolusi Bulan (29,5 hari). Sehingga satu tahun lunar sama dengan 354 hari lebih 10 jam 49 menit. Seperti yang dilansir dari media inverse pada 31 desember 2017. Selain itu, di sana juga menyebutkan bahwa Jika tahun ini fenomena dua supermoon ada di bulan Januari dan Maret, maka untuk selanjutnya fenomena serupa akan terjadi di tahun 2037.




Gaya gravitasi atau tarik menarik bulan terhadap bumi, menyebabkan terjadinya pasang surut air laut. Tidak hanya itu saja, kehidupan di bawah air pun mengalami peningkatan kegiatan dan agresifitas yang tidak seperti biasanya.
Pada setiap bulan purnama atau bulan penuh, biasanya merupakan hari yang istimewa bagi para biota laut, karena saat itu lah, mereka bereproduksi atau memijah. Dan tak terkecuali saat supermoon tiba. Karena kedekatan posisi saat supermoon, maka aktivitas reproduksipun juga meningkat lebih dari pada biasanya.
Hampir setiap hewan dasar laut, yang ditemui menjelang dan saat supermoon, sedang melakukan perkawinan atau bertelur. Fenomena alam yang luar biasa ini, sering menjadi kesempatan bagi para photograper, baik daratan maupun bawah laut, untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa unik, yang berkaitan dengan supermoon ini.